Banyak orangtua santri khawatir dan menganggap anaknya yang nyantri di pondok modern Gontor, dan sering melanggar disiplin adalah anak nakal, jauh dari kesuksesan di masa depannya.
Kenyataannya, santri sirrir (nakal) murattab (terstruktur dan sistematis) mempunyai potensi besar untuk menjadi ahli dalam suatu bidang dan sukses di kemudian hari, cenderung memperoleh penghasilan yang lebih tinggi secara ekonomi dari rata-rata penghasilan yang lainnya. Sirrir tak lain lawan dari Muthi' (taat).
Para santri sirrir murattab terbiasa mempertahankan apa yang dianggapnya benar, walaupun beresiko dihukum. Bahkan tidak bergeming mengakui kesalahan, meskipun khaizuran dan sejenisnya sudah melirik pahanya yang berbalut sirwal atau izar. Ataupun kilatan miqash yang menghampiri rambut mereka yang cepak ala santri pondok modern Gontor. Dan hujjah yang mereka sampaikan selalu argumentatif, mematahkan intimidasi cecaran pertanyaan-pertanyaan penegak disiplin.
Mereka cenderung mempertahankan apa yang mereka anggap benar dan inginkan. Maka, ini salah satu modal utama dalam menjalani kerasnya hidup di masa mendatang nanti, ketika terjun di masyarakat, selain modal-modal yang lain.
Sikap pembangkang mereka (bukan karena ihmal/meremehkan), dalam hal positif dapat digunakan untuk menerobos batas kejumudan dan kepasrahan santri lain dalam berfikir, yang akhirnya terciptalah ide-ide kreatif tak terduga yang mereka miliki. Inilah faktor pembeda yang membuat mereka lain daripada yang lain.
Dalam beberapa kasus, tanpa penulis sebutkan nama-namanya, para santri sirrir murattab yang sudah menjadi alumni, memiliki keinginan untuk meneruskan pendidikan yang lebih tinggi dalam segala bidang, atau bergelut dalam bidang enterpreneur sesuai ajaran pondok yaitu berdikari.
Karena bagi mereka, sikap sirrir murattab sewaktu di pondok adalah hal biasa, asalkan tidak melanggar syariat dan juga tidak merugikan yang lain. Dan ketika di luar pondok, mereka berusaha membuktikan bahwa mereka juga bisa sukses, dan bahkan lebih sukses dari perkiraan orang.
Santri sirrir murattab sebagai pribadi yang bisa menyenangkan hati orang lain. Sehingga, walaupun sekejap bertemu, mereka tahu dan faham bagaimana caranya menaklukkan hati orang tersebut.
Santri sirrir murattab mempunyai sikap pemberontak. Dan mereka tumbuh berkembang menjadi pendobrak, out of the box, anti teori, yang berpotensi sukses di kemudian hari.
Modal sukses lainnya, yang dimiliki santri sirrir murattab yaitu mempunyai banyak teman, sebab manis tutur katanya "man 'adzuba lisanuhu katsura ikhwanuhu" yang nantinya dibutuhkan sebagai koneksi dalam beberapa hal.
Cara berkomunikasi dan sosialisasi santri sirrir murattab lebih efektif dan efisien dalam menghadapi orang lain, dan mereka faham akan cara bergaul.
Sebagai catatan penting, santri sirrir murattab lebih berani, tidak takut dihukum. Bahkan bangga kalau dihukum, karena mereka menganggap sebagai uji mental. Dan nilai akademis tidak terlalu dipikirkan.
Kata hikmah jarrib wa lahidz takun 'arifan, benar-benar santri sirrir murattab amalkan. Bagi mereka, mencoba tanpa rasa takut akan membuka cakrawala kesuksesan.
Dan tak kalah pentingnya, mereka akan melakukan segala cara untuk bertahan hidup. Otak mereka terpacu untuk mencari cara bertahan, sehingga mereka menjadi pribadi yang kreatif dan bermental kuat.
Dari tulisan di atas, penulis menyimpulkan tingkatan sukses santri setelah menjadi alumni. Berikut ini urutannya:
1. Santri sirrir murattab
2. Santri muthi' murattab
3. Santri muthi' ghairu murattab
4. Santri sirrir ghairu murattab
Dengan urutan yang penulis sebutkan, murattab menandakan pikiran terstruktur dan sistematis dengan mempunyai mind programming yang teratur. Sedangkan lawannya adalah ghairu murattab.
Jadi, jangan emosi menghadapi para santri sirrir murattab, karena kelak mereka menjadi orang-orang yang hebat.
Widi Dalang
Alumni Gontor tahun 1999 Akhir (Spinker 620)