SILATURAHIM DAN RAMAH TAMAH IKPM CABANG KALIMANTAN SELATAN BERSAMA PIMPINAN PONDOK MODERN DARUSSALAM GONTOR

Acara silaturahim dan ramah tamah yang berlangsung di Asrama Haji Banjarbaru, (30/7/2024) dihadiri oleh para alumni Gontor, KH. Akrim Mariyat memulai sambutannya dengan ungkapan syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat-Nya yang memungkinkan pertemuan tersebut berlangsung. Dengan penuh rasa syukur, beliau mengapresiasi sambutan hangat dari para alumni Banua.

KH. Akrim mengingatkan bahwa Pondok Modern Darussalam Gontor telah diwakafkan sejak tahun 1958, dan sejak saat itu, komitmen pondok adalah menjalankan amanat tersebut dengan penuh tanggung jawab. Pendidikan di Gontor, menurut beliau, bukan sekadar pengajaran akademis, tetapi lebih pada pembentukan karakter, akhlak, dan keterampilan hidup yang esensial bagi santri untuk menghadapi tantangan zaman. Visi dan misi Gontor adalah membentuk pribadi yang bertanggung jawab atas keislaman di mana pun mereka berada.

Keberhasilan Gontor dalam bertahan hingga kini tidak lepas dari prinsip "tidak menjual dan tidak dijual". Prinsip ini, menurut KH. Akrim, menjadi kunci keistiqamahan dalam menghadapi berbagai intervensi dari ekonomi, budaya, hingga politik. Pada musim pemilu, Gontor menegaskan posisinya yang netral dan fokus pada pendidikan yang murni untuk kepentingan umat.

KH. Akrim juga mengisahkan berbagai ujian dan tantangan yang telah dihadapi Gontor sejak awal berdirinya. Dari tanah wakaf awal seluas 1,7 hektar hingga kini, intervensi dan serangan dari berbagai pihak justru semakin memperkuat komitmen pondok dalam menjalankan amanat wakaf.

Pondok Modern Darussalam Gontor selalu berusaha mandiri dengan menerima wakaf hanya jika mampu mengelolanya dengan baik. Kemandirian ini ditunjukkan melalui 33 unit usaha di Gontor pusat yang membantu menopang kehidupan pondok. Menurut KH. Akrim, pendidikan harus bisa berjalan dengan dana mandiri, bukan bergantung pada pihak luar.

Semua fasilitas di Gontor diperuntukkan bagi santri, bukan untuk guru. Pondok menyediakan lingkungan belajar yang adil dan aman tanpa sanksi fisik. Mahkamah pondok hanya terpusat di satu tempat dengan CCTV untuk memastikan keadilan. KH. Akrim menekankan bahwa santri harus merasa aman dan nyaman di pondok serta mendapatkan pendidikan yang adil dan merata.

KH. Akrim menutup sambutannya dengan pesan kepada para alumni untuk membalas jasa pondok dengan menjadi orang baik yang bermanfaat bagi masyarakat. Mengamalkan nilai-nilai kebaikan yang telah diajarkan dan menjaga hubungan silaturahmi dengan pondok adalah bentuk penghormatan kepada para guru dan pendiri pondok.

Dalam kesempatan tersebut KH. Masyhudi Sobari menegaskan pentingnya kurikulum KMI yang dijalankan di Gontor. Kurikulum ini, menurut beliau, didasarkan pada istikharah dan pengalaman panjang para pendiri Gontor, dirancang untuk mengajarkan ilmu pengetahuan sekaligus membentuk karakter santri agar siap menghadapi kehidupan setelah lulus.

Gontor adalah tempat amal jariyah dan beramal bagi siapa saja yang ingin berkontribusi dalam pendidikan Islam. KH. Masyhudi menegaskan bahwa pendidikan di Gontor harus seimbang antara teori dan praktik, dan pondok akan terus berusaha memberikan yang terbaik bagi santrinya.

Dengan memegang teguh pilar-pilar pendirian Gontor yang meliputi fikrah, shibgah, khittah, dan ansyithah, KH. Masyhudi menegaskan bahwa Gontor akan terus berjuang untuk mencetak generasi yang unggul dan berakhlak mulia.

"Alhamdulillah acara silaturahim dengan pimpinan Gontor berjalan dengan lancar, semoga dengan acara ini jalinan ukhuwah antar alumni dan Gontor berkesinambungan," ungkap Ustadz H. Ahmad Nida Lukman, ketua IKPM Gontor cabang Kalimantan Selatan.

Kontributor Berita IKPM Kalsel
N. Widi

Share this Post